Senin, 17 Oktober 2011

Kebangkitan Kembali Makhluk yang Telah Punah. Mungkinkah?

Saat ini, banyak organisme di Bumi berada dalam bahaya. Beberapa organisme ini sangat jarang ditemukan dan diklasifikasikan sebagai "Organisme yang Hampir punah". Banyak dari mereka bahkan mungkin sudah punah sekarang. Organisme ini mungkin punah karena mereka tidak dapat beradaptasi dengan kondisi baru yang telah terbentuk oleh perubahan iklim. Tapi, masalah utama disebabkan oleh kegiatan ceroboh manusia. Kegiatan ceroboh ini telah membuat kondisi lingkungan menjadi lebih buruk. Kegiatan ini telah menyebabkan bencana seperti pemanasan global dan bencana lain yang menyebabkan perubahan iklim dunia.
Perubahan iklim, pemanasan global, pembentukan lubang ozon dan bencana lainnya membuat kondisi lebih buruk Bumi. Penggunaan bahan bakar dan gas freon fosil memberikan kontribusi untuk meningkatkan suhu bumi permukaan. Jadi, efek dari pemanasan global menjadi lebih kuat dan iklim perubahan yang lebih cepat. Karena itu, banyak organisme menjadi punah seperti:
  • Mammoth berbulu wol
  • Serigala Tasmania
  • Burung raksasa Moa
  • dan masih banyak lagi
Sekarang, seluruh hewan-hewan tersebut telah punah. Namun, Beberapa penelitian menunjukkan bahwa organisme-organisme punah tersebut dapat 'dibangkitkan' melalui metode teknologi modern seperti kloning. Metode ini menggunakan sampel DNA organisme punah atau sampel sperma itu jika dapat menggunakan sel terdekat dan itu hubungan yang telah dimodifikasi sebagai sel ovum untuk melakukan pembuahan sebuah. Setelah pembuahan, menempatkan sel sel telur ke dalam tubuh betina terdekat itu kaitannya untuk tumbuh dan berkembang. Setelah itu, organisme punah dapat dibangkitkan (metode kloning hanya untuk hewan). Sebagai contoh, dengan menggunakan sisa-sisa DNA Mamoth berbulu wol dan dengan bantuan sel telur kerabat terdekatnya yang masih hidup hingga sekarang yaitu gajah, ilmuwan dapat 'membangkitkan' kembali mamoth wol berbulu.
Namun, metode kloning menghadapi banyak masalah, protes, dan argumen yang datang dari banyak orang. Hal ini karena banyak orang tidak setuju dengan metode ini karena metode ini termasuk 'tabu' dalam banyak agama karena mengacuhkan hakikat kehidupan. Selain itu, banyak orang berpikir bahwa metode kloning tidak etis karena dengan metode kloning, kita dapat 'membangkitkan kembali hewan yang telah punah. Tapi, hal tersebut hanya akan menyebabkan mereka sebatang kara di dunia ini (National Geographic, edisi Mei 2009). Banyak orang ingin melihat hewan punah hidup lagi. Tapi, mereka harus bisa memecahkan berbagai rintangan yang menghalangi, terutama masalah etika tersebut. Sekarang kita hanya bisa berharap mungkin kita bisa melihat mereka hidup lagi tanpa dihambat oleh masalah etika lagi satu hari.